Permainan tradisional Indonesia semakin ditinggal dan jarang dimainkan oleh masyarakat pada zaman ini. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga permainan tradisional mudah digantikan dengan permainan modern. Dengan demikian para pelaku serta penggiat permainan tradisional kesulitan untuk bersaing. Selain itu kurangnya media pendukung dalam memperkenalkan permainan tradisional juga menjadi salah satu permasalahan. Maka dari itu dibutuhkan solusi dalam memecahkan permasalahan tersebut. Dua solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat media edukasi tentang permainan tradisional dan mengadakan aktivasi berupa festival permainan tradisional. Kedua solusi ini bertujuan agar dapat mengenalkan kembali permainan tradisional yang sudah ketinggalan di zaman sekarang. Kegiatan ini bekerja sama dengan komunitas Kampoeng Dolanan sebagai kolaborator sekaligus pihak yang memberdayakan permainan tradisional Indonesia. Adanya bentuk kerja sama ini bertujuan agar dapat memecahkan masalah terkait kurangnya minat masyarakat dalam bermainan permainan tradisional serta mengajak para masyarakat agar dapat melestarikan kembali permainan tradisional Indonesia. Keseluruhan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui sesi wawancara, dan sumber media lain yang berkaitan. IG : @permainannusantara.id @mandakafestival IG : https://www.instagram.com/permainannusantara.id https://www.instagram.com/mandakafestival

Wayang beber merupakan bentuk seni pewayangan tertua asli Indonesia yang dimainkan dengan cara membentangkan gulungan berisi rangkaian peristiwa dari tokoh pewayangan. Sedangkan pembuatannya dilakukan melalui teknik khusus, yakni teknik sungging. Meskipun bukan merupakan kesenian asli Kota Surakarta, akan tetapi kota ini memiliki kaitan erat dengan kesenian wayang beber. Walaupun begitu, faktanya keberadaan wayang beber khususnya pada aspek sejarah, seni sungging, dan keberadaan seniman sungging wayang beber kurang dikenal oleh generasi muda Kota Surakarta. Hal tersebut disebabkan oleh karena minimnya upaya pengenalan, pemanfaatan media, diikuti dengan metode pengenalan yang belum mampu menjangkau generasi muda. Mengacu dari permasalahan tersebut, dirancang sebuah kampanye sosial dengan judul “Dibébérké” yang bertujuan untuk mengedukasi serta memperkenalkan generasi muda pada wayang beber melalui pemanfaatan media sosial. kolaborasi dan pemberdayaan turut dilakukan bersama maestro sungging wayang beber “Sanggar Naladerma,” Komunitas Soerakarta Walking Tour, Rumah Budaya Kratonan, serta Komunitas SangKuli-Kriya ISI Surakarta sebagai upaya untuk memperkenalkan sejarah, seni sungging, serta keberadaan maestro sungging wayang beber “Sanggar Naladerma” yang dikemas dalam bentuk kegiatan wisata sejarah dan workshop. Kampanye sosial “Dibébérké” tidak hanya berfungsi sebagai bentuk edukasi saja, melainkan turut menjadi inovasi dalam upaya pengenalan, memberikan ruang bagi seniman sungging wayang beber untuk terus berkarya dan memperkenalkan keberadaan wayang beber pada generasi muda di Kota Surakarta, serta sebagai upaya pelestarian. IG : @dibeberke IG : https://instagram.com/dibeberke Youtube : Dibébérké Social Campaign - #DibébérkéJourney Link Youtube : https://youtu.be/uIa3ldTcrSo

Bunga sudah menjadi salah satu objek yang ada dalam sebuah acara, terutama digunakan sebagai dekorasi. Melalui hasil pengamatan, bunga dekorasi seusai acara akan dibuang dan tidak diolah sehingga memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Penumpukkan limbah bunga yang tidak segera ditangani maka akan menimbulkan penumpukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang memberikan dampak buruk pada kesehatan dan lingkungan. Di Kota Surabaya sendiri, terdapat banyak usaha dekorasi untuk melayani berbagai acara, salah satunya adalah Bloom Decoration & Special Effect. Dengan melakukan pengolahan limbah bunga dari Bloom Decoration & Special Effect menjadi motif ecoprint dan pewarna alami pada kain, juga dapat mengurangi limbah tekstil yang mencemari perairan Indonesia. Motif ecoprint dan pewarna alami yang dihasilkan dari pengolahan limbah bunga tersebut digunakan untuk pembuatan produk daily wear fashion dengan prinsip slow-fashion menggunakan metode zero-waste. Dalam pembuatan pakaiannya berkolaborasi dengan Tiffany sebagai fashion designer dan beberapa kolaborator lainnya. Produk pakaian tersebut dikemas dalam brand dengan nama “Boonga”. Selain nama brand, juga dilakukan perancangan strategi branding beserta media penerapannya yang sesuai sehingga value Boonga dapat tersampaikan pada segmentasi pasar yang dituju. Melalui kegiatan ini, selain bertujuan untuk mengurangi limbah bunga dan limbah tekstil, namun juga dapat membuka wawasan baru serta peluang kerja baru bagi pihak-pihak yang terlibat. IG : @boonga__ IG : https://www.instagram.com/boonga___/ Youtube : https://youtu.be/v6qnExC0_Ug